Kisah Cinta Menarik pada Cerita Kaki Tiga Menjangan (The Deer and the Cauldron)

Ilustrasi Chen Yuanyuan, salah satu dari 4 wanita tercantik sejarah China


"Tanyalah Pada Dunia apa itu Cinta?" ~ Li Mochou.

Itu adalah kutipan terkenal dari Li Mochou pada cerita The Return of the Condor Heroes. Ya, selain pasangan tokoh utama Yang Guo (Yo Ko) dan Xiao Long Ni (Bibi Lung), boleh dibilang kisah cinta Li Mochou juga menarik untuk disimak, biarpun berjalan tragis.

Jin Yong selalu memasukkan unsur cerita cinta ke dalam novel cerita silatnya. Tetapi dari kelimabelas novel wuxia-nya, ada satu yang mungkin agak minim cerita cintanya yaitu "The Deer and The Cauldron" (hokkien: Kaki Tiga Menjangan). 

Jika kita melihat cerita The Deer and the Cauldron (kisah pangeran menjangan / kaki tiga menjangan / duke of mount deer / Lu Ding Ji), maka rasanya tidak ada cerita cinta yang menarik, rasanya melihat sikap tokoh utamanya Wei Xiaobao (hokkien: Wi Siau Po) yang tipikal Bad Boy parah kurang-ajar gituan, ga mungkin ada yang menarik.


Sebenarnya ada, tapi itu adalah dari tokoh lain, bukan tokoh utama-nya sendiri, Salah satunya adalah dari seorang tokoh bernama Hu Yizhi.

Hu Yizhi ini dulunya adalah orang terkenal di jianghu (dunia persilatan), dijuluki “si Tampan Raja Golok” , merupakan pria paling tampan nomor 1 di dunia persilatan. ilmu silatnya pun sangat tinggi, masuk dalam kategori kelas satu, dikenal di empat penjuru lautan saat itu.

Kemudian suatu hari, dia saat santai minum di sebuah restaurant makan di kota Chengdu, provinsi Sichuan, dia bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik, yaitu Chen Yuanyuan, pandangan pertamanya itu membuat hati Hu Yizhi jatuh-bangun berguncang, sejak saat itu dia tidak bisa melupakan wajah Chen Yuanyuan, dia tidak bisa lagi menjadi orang normal, hidupnya penuh sentimental. 

Hu Yizhi memutuskan untuk menjadi pekerja rendahan di tempat tinggal kediaman Chen Yuanyuan, bekerja menjadi tukang kebun, mengepel lantai, mengambil air, memotong kayu, dll. ya... dari seorang ahli silat tampan ternama menjadi pekerja rendahan demi menjaga sang wanita pujaan hatinya dan demi berkesempatan sesekali untuk mengintipnya...dan itu dilakukannya selama 23 tahun (sampai saat di era Wei Xiaobao). Hu Yizhi sudah mengikuti Chen Yuanyuan sejak di Villa keluarga Wu (wu sangui), kemudian setelah Chen Yuanyuan menjadi biksuni dan menetap di kelenteng “Tiga Biarawati Bijak”, dia pun ikut pindah kesana.

Selama dua-puluh tiga tahun itu, dia hanya pernah mendengar sebuah lagu ciptaan Chen Yuanyuan sebanyak tiga kali, sebuah lagu yang menggambarkan kesedihan hidupnya Chen Yuanyuan. Dengar yang ke-3 kali itu saat Chen Yuanyuan memainkannya di depan Wei Xiaobao, sehingga dia sangat berterimakasih kepada Wei Xiaobai karena gara-gara Wei Xiaobao, dia dapat mendengarkan lagu Chen Yuanyuan itu sekali lagi.

Selama 23 tahun itu juga, dari penuturan Hu Yizhi, total banyaknya kalimat yang dia ucapkan saat berbicara ke Chen Yuanyuan adalah Tiga-puluh-sembilan kalimat , dan balasan Chen Yuanyuan kepada dirinya adalah sebanyak Lima-puluh-lima kalimat. Dia mengingatnya dengan jelas semua kalimat-kalimat itu.

Hu Yizhi adalah orang yang tidak banyak bicara, sebelum bertemu dengan Chen Yuanyuan pun dia adalah orang yang jarang berbicara, hanya berbicara tiga kalimat dalam sehari, apalagi pada kehadiran Chen Yuanyuan, membalas pembicaraan pun tidak tidak mampu.

Hu Yizhi mengambil langkah “cinta tanpa memiliki” , sebuah pernyataan yang menjadi bahan lelucon banyak orang-orang, termasuk anggota-anggota Tiandi Hui (kelompok langit dan bumi). Hu Yizhi marah besar karena semua orang tidak mengerti dirinya, saat itu hanya Wei Xiaobao yang berhasil mengerti perasaan hati Hu Yizhi.

Sebenarnya bukan karena Wei Xiaobao mengerti cinta yang dalam, tetapi saat itu Wei Xiaobao sedang menghadapi situasi kritis tidak bisa mendapatkan Ah Ke (anak kandung Chen Yuanyuan), bukan hanya tidak bisa mendapatkannya, bahkan Ah Ke membencinya sampai ke tulang rusuk dan pernah berusaha ingin membunuhnya. Mereka menghadapi situasi yang hampir sama, cuma bisa hidup di sekitar wanita pujaan tanpa bisa memilikinya,

Karena itu muncul simpati diantara kedua orang itu, dan akhirnya percakapan mereka jadi nyambung dan serasi biarpun merupakan pertemuan mereka yang pertama, kemudian mereka bersumpah mengangkat menjadi saudara angkat (biarpun Wei Xiaobao dan Hu Yizhi terpaut umur yang sangat jauh, beda generasi).

Pada akhir cerita 'The Deer and the Cauldron', Chen Yuanyuan menghilang tidak diketahui kabarnya, Hu Yizhi juga turut menghilang. Mungkinkah Hu Yizhi yang membawa kabur, karena keselamatan Chen Yuanyuan terancam sejak kematian Wu Sangui? .

Sambung ke Sejarah Nyata ==

Keberadaan Chen Yuanyuan yang tidak diketahui ini mengikuti sejarah nyata, Chen Yuanyuan tidak diketahui nasib akhirnya, hilang tanpa bekas. Ada berbagai teori, salah satunya yang ada dalam sebuah artikel yang juga pernah dibahas dan diterjemahkan oleh saudari Grace Tjan; mengutip dari sumber South China Morning Post.

Artikel di SCMP itu bahasa inggris, jadi bisa menggunakan google translate bagi yang tidak mengerti bahasa inggris. Yang memperkirakan kuburan Chen Yuanyuan berada di Majia Zhai (Benteng klan ma), sebuah desa terpencil di timur laut provinsi Guizhou, dekat perbatasan Hunan. Pembahasan artikel itu memiliki poin-poin sangat menarik mengapa dicurigai sebagai makam Chen Yuanyuan, tetapi jika semua ditaruh di sini akan jadi sangat panjang.

Tentunya Hu Yizhi adalah tokoh fiksi, tidak seperti Chen Yuanyuan yang adalah tokoh nyata.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url