Titik Perawan pada Cerita Silat?

Xiao Long Ni pada Kembalinya Pendekar Rajawali

Di banyak drama bersetting era kuno dinasti kerajaan, sering ada cerita wanita dengan tanda bintik merah di lengan mereka. Pada kulit wanita yang putih, titik merah tampak jadi jelas. Ini disebut Shou Gong Sha 守宫砂 (sand of guarding the palace) , "Shou Gong" artinya Tokek (bisa juga berarti cicak, tetapi saya lebih suka menganggap tokek), "Sha" artinya pasir. Shou Gong Sha bisa juga berarti "Pasir yang Menjaga Istana".


Dikatakan ini merupakan suatu metode dan teknik untuk mengetes keperawanan (kesucian) seorang wanita pada zaman dulu. Legenda mengatakan orang zaman dulu akan menangkap tokek dan memasukkannya ke dalam pot perselin, memberi makan tokek dengan Cinnabar (sinabar) sampai tubuhnya berubah total menjadi merah, kemudian menghancurkan / menumbuk tubuh tokek untuk diambil darah merahnya untuk diaplikasikan ke lengan wanita. Jika wanita tersebut berhubungan intim, maka tanda itu akan hilang, jika tidak maka tanda itu tetap akan ada. Tanda merah itu tidak akan menghilang terkena air.

Cerita tanda atau "Titik Perawan" ini menjadi terkenal lewat novel cerita silat karangan Jin Yong (Chin Yung), sebelum akhirnya banyak digunakan pada cerita-cerita drama China setelahnya. Muncul disebut pada 3 novel wuxia Jin Yong yaitu:

  1. Aliran Kuburan Kuno di The Return of the Condor Heroes, berkaitan dengan bibi Lung (Xiao Long Nv) dan Li Mochou.
  2. Sekte Emei pada cerita The Heavenly Sword and Dragon Slaying Sabre (to liong to), berkaitan dengan Zhou Zhirou, Ji Xiaofu, dan murid-murid Emei lainnya.
  3. Mei Fanggu pada cerita Ode To Gallantry.

Tanda 'Shou Gong Sha' ini diterapkan oleh sang guru sekte kepada murid wanita, untuk mengetahui apakah sang murid menjaga kesuciannya atau tidak.

Catatan paling awal dari metode ini yang terekam adalah dari catatan "Huainan Wanbi Shu" yang ditulis oleh Liu An, raja Huainan di era dinasti Han Barat. Versi original catatan ini telah hilang, hanya beberapa bagian yang dapat dilestarikan, tetapi ada dikutip oleh ensiklopedia akhir dinasti Song seperti "Taiping Yulan" yang dimana menyebut metode yang tertera dicatatannya dikutip dari "Huainan Wanbi Shu" dari raja Huainan. Ini merupakan catatan rekor terekam yang paling awal bisa ditemukan, yaitu pada dinasti Han Barat.

Beberapa sejarahwan dan pelajar, salah satunya adalah Lu Yahu, mempercayai bahwa metode ini telah ada sejak zaman era dinasti Qin, tepatnya era kaisar Qin Shihuang. Dia berspekulasi bahwa alasan penciptaan metode ini mungkin terkait dengan pencarian keturunan murni setelah Dinasti Zhou, serta latar belakang sosial dari perbaikan / pembetulan adat istiadat yang melenceng serta penghargaan atas kesucian oleh Qin Shihuang, serta pencarian hidup abadi di tahun-tahun terakhirnya, yang menyebabkan berkembangnya para alkemis dan ilmuwan.

Seperti yang diketahui, ibu kandung Qin Shihuang menyeleweng dengan seorang kasim yang bernama Lao Ai, yang kemudian melahirkan 2 anak laki-laki. Terakhir setelah melakukan penyelidikan, Qin Shihuang menemukan bahwa Lao Ai adalah kasim palsu, bukan benar-benar kasim, dan membasmi klan Lao Ai sampai tiga level, termasuk 2 saudara tirinya. Lao Ai dieksekusi dengan ditarik oleh 5 kuda. Sedangkan sang ibu kandung, menjadi tahanan rumah di kota Yongdi (sekarang distrik Fengxian, kota Baoji). Setelah kejadian ini Qin Shihuang sangat menghargai keperawanan seorang wanita, dan memberikan penghargaan terhadap wanita yang mampu setia menjaganya.

Selain "Huainan Wanbi Shu" , catatan kuno lain yang juga membahas metode ini ada beberapa lagi biarpun mungkin sedikit berbeda dalam penjelasannya serta metodenya, tetapi secara keseluruhan merujuk pada hal yang sama.

Situs Baidu membagi penyebaran dan perkembangan metode titik perawan ini dalam 4 periode yaitu dinasti Qin-Han-Wei-Jin, dinasti Utara & Selatan, Dinasti Sui-Tang, dan dinasti Song-Ming-Qing.

Hal ini membuktikan bahwa metode tes keperawanan ini benar-benar ada digunakan pada zaman dahulu kala. Jadi bukan sekadar fiksi tanpa asal sebab yang dibuat oleh Jin Yong, dia menggunakan sejarah ini dalam kisah cerita silatnya, dengan mengesampingkan fakta bahwa itu benar terbukti berhasil cara kerja dan mujarab.

Orang-orang zaman sekarang yang modern tentu saja tidak mempercayai hal itu, dan akan menertawakannya, suatu standar lama yang tidak ilmiah dan konyol dalam menilai kesucian seorang wanita. Tetapi tentu saja hal ini menarik untuk dijadikan sebagian unsur dalam bagian cerita, ini yang dilakukan Jin Yong, menambah kemenarikan dalam cerita.


Mungkin orang zaman dulu menggunakan ide ini untuk mengekang wanita dan mencegah mereka melanggar batas moral sesuka hati. Membuat mereka takut dan waspada. Orang zaman dulu sangat mementingkan kesucian wanita, merupakan isu yang sensitif, apalagi di Tiongkok kuno.

Sebagian kecil orang ada lagi yang mengatakan bahwa metode asli ini telah punah dan lama menghilang, ada lagi yang mengatakan membutuhkan tokek jenis khusus yaitu tokek yang disebut Tokek Istana yang telah punah.

Tapi apapun itu, biarpun metode ini benar-benar ada dan beneran bisa jalan dan efektif, rasanya tanda merah itu juga bisa hilang tanpa melalui hubungan intim (sudah tentu Anda mengertikan maksudku), karena aliran "panas" bisa dihasilkan dari "kegiatan" lain.



Sumber:

  • https://baijiahao.baidu.com/s?id=1641020624822416286&wfr=spider&for=pc
  • https://baike.baidu.com/item/%E5%AE%88%E5%AE%AB%E7%A0%82/816591?fr=ge_ala
  • https://www.thepaper.cn/newsDetail_forward_9876355
  • Novel ROCH (the Return of the Condor Heroes) edisi 3
  • Novel HSDS (Heavenly Sword and Dragon Slaying Sabre) edisi 3

Trivia


Salah satu episode pada seri The Chinese Medic Master . karakter utama akan memberi tahu pemirsa tentang praktik pengobatan tradisional Tiongkok tertentu. Saat episode tentang “tanda keperawanan”. Disebut (dalam bahasa inggris):

"He said the gecko is fed 'zhu sa' until it's about 7 grams, then the gecko is dried up and grind into powder. The "virginity mark" is put on a part of the body that is sensitive to the body temperature/condition of the girl. Zhu Sa's characteristic is 'cool'. When the girl did the did, her body temperature/condition will rise, and this will cause the red color of the mark to lighten."

Ada lagi sumber lain yang bilang pada saat itu, para kasim di istana menangkap tokek tersebut dan menyimpannya di dalam toples ubin berwarna hijau. Mereka memberinya makan cinnabar setiap hari. Setelah diberi makan sekitar 3 kilogram cinnabar selama 3 tahun, tokek tersebut tumbuh sangat besar. Mereka mengeringkannya, menghancurkannya menjadi obat, dan mengoleskannya pada lengan wanita yang baru saja memasuki istana. Ini adalah Shougongsha yang berwarna merah darah.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url