Drama Wuxia | Review Face To Fate (2006)
Face To Fate adalah sebuah serial drama wuxia yang diadaptasi dari novel Bu Yi Shen Xiang (布衣神相), yang ditulis oleh karya pengarang wuxia terkenal Wen Rui'an (Woon Swee Oan) asal Malaysia. Face To Fate jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, berarti "menghadapi takdir".
Bagi yang belum mengenal siapa itu Wen Rui'an, karya lainnya yang terkenal adalah seri 4 Opas (The Four).
Seri Bu Yi Shen Xiang sendiri sebenarnya terdiri dari 6-8 judul novel (wiki bilang enam, baidu bilang delapan) yang memiliki cerita berdiri sendiri, mirip dengan seri 4 Opas. Serial Drama Face to Fate hanya mengambil cerita dari satu judul novel.
Selain dua judul diatas, karya Wen Rui'an lainnya yang di adaptasi adalah Strike at Heart pada tahun 2005, dan drama wuxia yang akan datang berjudul Heroes di tahun 2022 yang dibintangi oleh Joseph Zheng (aktor pemeran Zhang Wuji di Heavenly Sword and Dragon Saber 2019).
Ulasan (review) saya tentang sinopsis awal drama wuxia Face to Fate ini agak kendala di penamaan tokoh yang menggunakan bahasa cantonese. Jika menggunakan bahasa mandarin berupa pinyin ataupun hokkien, lebih terbiasa. Sedangkan cantonese saya agak kewalahan menghafal namanya.
Sinopsis Face To Fate
【Face to Fate】- Kelompok Hitam dan Putih saling membenci. Mereka terus bertarung, tetapi sebuah Turnamen Segel Emas menentukan pihak mana yang mendapat kendali penuh dunia persilatan. Saat Turnamen Segel Emas semakin dekat, pembunuh misterius membunuh 5 peserta perwakilan kelompok putih untuk turnamen itu.
Li Bo-Yee (Lee Boh Yee), seorang peramal handal, tertarik pada peristiwa ini dan memutuskan untuk menyelidiki pembunuhan ini. Akibatnya, dia ditugasi dengan misi untuk membantu kelompok kulit putih mencari 5 perwakilan pengganti yang layak untuk bertempur di Turnamen Segel Emas.
Saat dia semakin terlibat dalam urusan perselisihan kelompok Hitam dan Putih, dia menemukan fakta bahwa rangkaian peristiwa ini mungkin terkait dengan masa lalunya sendiri. Selama petualangan ini, Li Bo-yee berteman dengan Lai Yeuk-Yee, seorang dokter berbakat, dan Yip Mung-Sik (Yip Mon Sik), seorang murid yang diusir dari partai Ikan Terbang, dan bersama-sama mereka mengungkap rahasia dunia persilatan dan menyelidiki lebih dalam tentang politik yang sebenarnya terjadi di balik perselisihan kelompok hitam dan putih.
Prologue
Diceritakan bahwa pernah suatu waktu terjadi perselisihan antara dua fraksi, fraksi putih dan fraksi hitam. Fraksi putih dipimpin oleh serikat lima partai yaitu Wong Shan, Kut Chong, Ngan Tong, Tim Chong, dan Flying Fish Heights.
Dari kelima partai itu, yang paling berpengaruh dan terkuat adalah Flying Fish Heights, sehingga secara de facto, ketuanya yang bernama Shum Shing-Nam (diperanin oleh David Chiang) adalah juga kepala dari fraksi putih. Sedangkan fraksi hitam dikepalai oleh Ko Shu Tin (Go Shu-Tin).
Wong Shan jika menggunakan bahasa mandarin, maka pinyinnya adalah Huangshan, yang lainnya saya tidak tahu. Sedangkan fraksi hitam dikepalai oleh organisasi Heavenly Desire Palace (istana nafsu surgawi).
Demi menjaga semakin banyaknya korban nyawa di kedua kubu, maka dilakukan gencatan senjata, dan kemudian mereka melakukan perjanjian bahwa setiap lima tahun sekali akan diadakan turnamen Golden Seal Battle (pertarungan stempel emas atau turnamen segel emas), dimana yang menang akan menjadi pemimpin dunia persilatan selama lima tahun kedepan. Aturannya sederhana, 5 lawan 5, siapa yang menang tiga babak duluan yang akan memenangkan turnamen ini.
Review Alur Cerita di Episode Awal
Alur cerita Face to Fate - Cerita dimulai dari seorang peramal bernama Li Po-yee, yang merupakan tokoh utama cerita, dia adalah seorang peramal wajah yang terkenal di dunia persilatan. Biarpun dia memiliki ilmu silat yang tinggi, tetapi lebih dikenal dengan kemampuan meramal wajahnya yang akurat.
Suatu hari dia datang ke sebuah kota kecil untuk mencari temannya, saat sedang di kota itu, ternyata terjadi kerusuhan perkelahian antara 2 organisasi, yang satu adalah biro keamanan Able dari fraksi putih, yang satu lagi dari fraksi hitam tidak disebut nama organisasinya.
Li Po Yee adalah seseorang yang bukan fraksi putih ataupun fraksi hitam, dia juga tidak tertarik berurusan dengan dunia persilatan. Dia kebetulan di kota ini dalam rangka mencari temannya.
Fraksi hitam ada membawa peti mati kesana sebelum bertarung, tujuannya untuk mengejek biro keamanan Able, yang kebetulan hari itu anak perempuan dari kepala biro, marga Kwan, sedang menikah (hari pernikahan).
Akhirnya Ketemu Teman
Ternyata di dalam peti mati ada orang, yaitu seorang biksu gendut yang sedang tidur, dia berjuluk Death Wise (si Berharap Kematian). Biksu ini mendapat julukan death wise karena dia sangat berharap untuk dibunuh ataupun mati, tapi selalu gagal. (*ini adalah tokoh kocak dalam cerita Face to Fate)
Dan ternyata, death wise adalah teman yang dicari oleh Li Poyee. Si death wise senang karena dia sedang berada di tengah-tengah antara dua kubu yang hendak bertarung, pasti dia akan dibacok. Sayang, keinginannya kembali gagal karena diselamatkan oleh Li Poyee.
Dikatakan bahwa belakangan ini, mulai menjadi-jadi perselisihan antara dua fraksi, biarpun sedang dalam kondisi gencatan senjata.
Dalam pertempuran 2 kubu itu, mereka melihat ada warga, seorang ibu dan anak, terperangkap diantara perkelahian itu tidak bisa kemana-mana. Li Poyee dan death wise menyelamatkan mereka. Habis itu, di ketahui bahwa mereka bukan warga lokal, tetapi berasal dari provinsi Shanxi datang kemari untuk mencari suaminya yang menghilang tidak ada kabar, suaminya bernama So Lap Fung dan bekerja sebagai petugas keamanan di biro keamanan Able.
Li Poyee yang ahli dalam meramal wajah, mulai mendeteksi gelagat buruk setelah melihat wajah wanita tersebut yang ada awan gelap dan titik hitam di pelipis mata (pertanda perpisahan), apalagi tadi Li Poyee mendengar kabar soal pernikahan anak perempuan biro keamanan Able saat pertempuran 2 fraksi.
Dan tentu saja, setelah Li Poyee berpura-pura datang ke pesta pernikahan anak perempuan dari kepala biro Kwan dari biro keamanan Able, ternyata calon suaminya adalah So Lap Fung (suami dari wanita Shanxi tadi). Demi kekayaan, kerakusan akan harta, dan nama besar. So Lap Fung rela meninggalkan istri dan anaknya, dan menikahi anak bos.
Li Poyee kemudian mencari akal, karena biarpun itu adalah hari pernikahan, tetapi karena belum menyembah langit dan bumi, sehingga belum menjadi suami istri. Li Poyee mengajak sang mempelai pria untuk berbicara. Disana Li Poyee menggunakan seni berbicara, seperti menyebut istrinya yang selalu mencintainya apapun kondisinya, baik dalam susah atau senang bersama, siap untuk menderita, dan sejenisnya.
So Lap Fung tergerak hatinya, kemudian kabur di hari pernikahan itu juga, dan di malam hari kembali mencari istri dan anaknya, keluar kota untuk melarikan diri dari masalah.
Partai Ikan Terbang
Kembali ke pertempuran 2 kubu fraksi. Pertempuran yang melibatkan ratusan orang dari dua kubu, kemudian dihentikan oleh 2 orang pendekar yang tiba-tiba datang. Mereka adalah Yip Chor-sum dan Yip Mung-sik, dua dari empat serangkai murid partai ikan terbang (Flying Fish Heights).
Mereka mengatakan bahwa fraksi putih dan hitam dalam keadaan gencatan senjata, tidak boleh saling menyerang, dan pertarungan hanya akan terjadi pada turnamen Pertarungan Stempel Emas yang waktunya sudah dekat.
Setelah menyelesaikan pertikaian itu, mereka berdua menuju ke pernikahan anak perempuan dari kepala biro keamanan Able, dan berkumpul dengan 2 saudara seperguruan lain Flying Fish Heights yang sudah duluan tiba lebih dulu.
Korban ke-1: Pendeta Wanita dari Partai Huangshan
Balik ke cerita tokoh utama, Li po-yee yang sedang makan di restoran, bertemu dengan para murid dari partai Wong Shan (huangshan), murid partai ini adalah semuanya wanita. Rombongan itu dikepalai oleh paman guru (bibi guru harusnya tapi ga pernah dengar ada yang pakai itu) bernama Yau Tuen-to.
Li po-yee melihat wajah Yau Tuen-to dibagian jidat ada awan gelap, yang berarti nasib sial akan datang. Li po-yee memberitahu apa yang diamatinya, tapi bukannya Yan Tuen-to percaya, malahan menyerang Li po-yee dan mencurigai latar belakangnya.
Setelah Li po-yee berhasil keluar dari restoran dan Yau Tuen-to tidak menyerang lebih lanjut, dia menemui biksu death wise kembali. Tapi tiba-tiba dia merasakan hembusan angin kuat, dan jatung berdetak kencang. Li po-yee merasakan alamat buruk. Dia dan biksu death wise kembali ke restoran tempat pendeta wanita Yau Tuen-to dan murid Wong Shan makan-makan. Karena biksu death wise lagi semangat 45 (berharap ada bahaya yang bisa merenggut nyawanya), dia tiba duluan di restoran.
Saat Li po-yee tiba juga, dia melihat murid-murid Wong Shan sedang menodong pedang ke biksu death wise, disitu juga ada empat serangkai Flying Fish Heights. Mereka menuduh biksu death wise yang membunuh paman guru mereka.
Li po-yee kemudian berusaha membuktikan bahwa biksu death wise bukan pelakunya. Dan meminta waktu tiga hari untuk menemukan pelakunya.
Saat memeriksa tempat kejadian, menemukan potongan kain yang memiliki bau seperti arak dan harum bunga. Kemudian Li po-yee besoknya pun berangkat ke toko arak yang paling lengkap di kota dalam menjual berbagai jenis arak, dan mencari jenis arak yang memiliki bau kayu dan bunga melati. Biarpun akhirnya menemukan, tetapi sang bos kedai arak bilang bahwa biarpun arak itu dijual mereka, tetapi resep pembuatannya rahasia dan berasal dari bos pemilik Fair Ladies Club atau Klub Wanita Cantik (nama tempat prostitusi).
Li po-yee pun berangkat ke tempat prostitusi, ternyata arak itu bukan untuk diminum tetapi digunakan untuk memandikan pelanggan yang kaya raya, jadi bak atau kolam berisi penuh arak ini. Li Po-yee hampir menemukan "tersangka" yang ternyata pelanggan tetap tempat prostitusi itu. Menurut pengakuan para wanita disana, orang itu bermarga Lai, seseorang yang tinggi, ganteng, baik, keren, lembut.
Li po-yee mendapat informasi tambahan dari pemain musik sana (seorang kakek bisu dan cucunya yang buta), bahwa tuan Lai sempat bertanya perihal pendekar master Tsun yang gemar menonton opera dan musik, dan nampaknya tuan Lai ini juga akan menuju kesana. Li po-yee pun bersangkat kesana, bersama dengan Yip Mung-sik yang maksa mau ikut.
Korban ke-2: Tsun Yinwang dari partai Ngan-tong
Di opera, sebelum acara dimulai, Li po-yee dari belakang melihat seseorang pria berkerudung duduk, kainnya mirip dengan yang kemaren dia ambil di lokasi kejadian dan juga di tempat prostitusi. Saat Li po-yee mau menghampirinya, orang itu langsung kabur keluar. Li po-yee mengejarnya.
Yip Mung-sik masih di opera, terkena totokan oleh Li po-yee sehingga tidak bisa bergerak, tidak dijelaskan kenapa Li po-yee menotoknya. Dia menyaksikan seorang pendekar senior bernama Tsun yin-wang dari partai Ngan-tong datang, duduk di baris paling depan, tetapi tidak lama kemudian tiba-tiba menjadi gila dan menyerang-membunuh siapa saja secara acak dengan goloknya. Kemudian jatuh dan mati sendiri. Tidak tampak siapa penyerangnya.
Li Po-yee yang di luar mengejar "tersangka" tuan Lai, sempat bertarung dengannya menggunakan tongkat yang bisa dilipat (tidak tahu apa hal itu memungkinkan di dunia nyata), tetapi orang itu berhasil kabur. Li Po-yee kembali ke opera dan menyaksikan opera telah menjadi tempat pembantaian dan mayat berserakan.
Mirip dengan pendeta wanita Yau Tuen-to dari partai Wong Shan, tidak ada bekas luka luar, tanda racun, ataupun tulang patah. Sehingga kematian keduanya dianggap aneh dan misteri.
Karena Yip Mung-sik yang menyaksikan sendiri secara live bahwa master Tsun mati sendiri dan tidak tampak pembunuhnya, maka Li Po-yee dan biksu death wise kemudian bebas dari tuduhan.
Empat serangkai Flying Fish Heights berdiskusi soal masalah ini, dan menyimpulkan kemungkinan mereka di bunuh oleh utusan fraksi hitam. Dan para pendekar yang dibunuh adalah calon peserta 5 lawan 5 fraksi putih di kompetisi Pertarungan Stempel Emas.
Korban ke-3: Ying Suk-sat dari partai Kut-chong
Target selanjutnya mungkin pendekar dari partai Kut-chong, Ying Suk-sat. Atas perintah ketua fraksi putih, empat serangkai Flying Fish Heights beserta anak buah menghampiri Yik Suk-sat yang berada di sebuah restoran.
Usaha itu kembali gagal, nantinya Yik Suk-sat juga tiba-tiba meninggal di jalanan setelah ada hembusan angin kuat aneh, yang membuat jantung berdegup kencang. Peristiwa itu terjadi di depan mata murid tertua dari Flying Fish Heights, Sung Man-tang (yang juga salah satu dari 4 serangkai).
Selain mereka berdua, di tempat kejadian juga ada tuan Lai (si "tersangka") dan seorang misterius dengan jubah kerudung hitam, yang anehnya tuan Lai mengejar orang misterius itu. Li po-yee juga mengejar.
Singkat cerita, Li Po-yee berhasil mengejar dan menyerang sosok misterius si kerudung hitam, tapi saat melompat menyerang, cuma lihat matanya sebentar, langsung seakan terkena hipnotis seluruh tubuhnya lemas, pikirannya kacau dan mengalami halusinasi sebentar, kemudian terjatuh dari lompatannya sendiri. Sosok misterius itu pun berhasil kabur.
Ternyata Li po-yee sudah berhasil menebak bahwa pelaku pembunuhan bukan tuan Lai, yang nama lengkapnya adalah Lai Yeuk-Yee, seorang dokter atau tabib terkenal yang berasal dari keluarga berjuluk dewa obat Lai.
Lai Yuek-yee
Lai Yuek-yee mirip dengan Li Po-yee, bukan orang dari fraksi putih maupun fraksi hitam. Dan sang tabib sudah lama menghilang dari dunia persilatan. Jadi kemunculannya kembali dan ikut terlibat menyelidiki dalam kasus ini lebih sebatas hobi dan penasaran.
Lai Yuek-yee adalah seorang playboy kelas kakap dan suka bermain di tempat prostitusi.
Biarpun mereka berdua sama bukan orang fraksi hitam atau putih, tetapi memiliki prinsip yang berbeda. Lai Yuek-yee tidak peduli dengan nyawa orang lain, tidak peduli soal keadilan, tidak peduli penindasan kaum lemah. Sedangkan Li Po-yee biarpun tidak tertarik dalam urusan perselishan fraksi putih dan hitam, yang menurutnya fraksi putih belum tentu anggotanya orang baik, tapi dia akan turun tangan jika melihat ada kaum lemah yang di tindas orang jahat di jalanan. Menurutnya, perselisihan dua fraksi biarkan saja diselesaikan dengan cara jianghu (dunia persilatan).
Dari pembiaraan dengan Lai Yuek-yee, ditemukan berbagai informasi penting, mulai dari para korban itu mati karena jantung yang koyak atau pecah, kemudian sang pembunuh adalah si kerudung hitam yang dikenal sebagai Heart Devil (Iblis Jantung), bisa melukai jantung dan membunuh musuh dari jarak jauh tanpa jejak. Keahlian yang misterius dan sesat.
Benar saja, setelah diselidiki para jasad korban, bagian jantungnya bengkak, pembuluh jantung robek.
Dari informasi kepala fraksi putih, Shum Shing-Nam, di ketahui bahwa tiga korban itu memang benar semuanya adalah peserta fraksi putih untuk kontes pertarungan stempel emas. Sisa dua orang lain yang masih hidup adalah ahli pedang Man Ching Lau dari partai Tim Chong, dan murid pertama Flying Fish Heights, Sung Man-tang.
Korban ke-4: Sung Man-tang dari partai Tim Chong
Kemudian mereka pun melakukan penjagaan super ketat di penginapan tempat tinggal Man Ching Lau. Tapi lagi-lagi gagal, setelah muncul hembusan angin kuat nan misterius, Man Ching Lau menjadi gila dan berusaha menyerang murid Flying Fish Heights, tidak lama kemudian meninggal.
Tabib tampan Lai Yuek-yee nantinya berhasil menemukan modus cara pembunuhan. Si kerudung hitam Heart Devil menggunakan ilmu hipnotis, para korban akan mengalami halusinasi sesuatu momok yang paling ditakuti dalam hidup, kemudian menjadi gila, jantung akan berdetak sangat kencang, terlalu kencang sampai pecah pendarahan di dalam, dan meninggal dunia.
Li Po-yee berusaha menemukan sang pelaku pembunuhan dan memecahkan kasus misteri pembunuhan aneh ini. Serta, bagaimana fraksi putih yang kehilangan semua peserta kompetisi harus segera mencari pengganti karena waktu turnamennya sudah dekat. Fraksi putih terpaksa harus mencari pendekar kuat di luar dari kelima partai, yang merupakan alur cerita utama dari drama wuxia ini.
Konon ada ramalan yang mengatakan "kejahatan akan tumbuh, kebaikan menyusut". Tokoh utama yang biasanya netral dan tidak berminat dengan masalah pertikaian dua kubu, akhirnya turun tangan melawan takdir, sesuai judul.
Rating
Keseluruhan: 4.0 dari 5.
Kesimpulan
Casting Pemeran Tokoh
Galeri
Bisa Nonton di Mana
Informasi Drama
- Jaringan: TVB
- Jumlah episodes: 30
- Genre: Wuxia
- Diadaptasi dari novel karangan Wen Rui An
- Durasi waktu per episode: sekitaran 45 menit
Sumber Referensi
- Wikipedia: Face to Fate
- Youtube Channel TVB
- My Drama List