Review The Legend of the Condor Heroes: The Dragon Tamer
The Legend of the Condor Heroes: the Dragon Tamer dan The Legend of the Condor Heroes: The Cadaverous Claw barusan dirilis oleh jaringan online iQiyi. Keduanya merupakan film yang dibuat oleh studio perusahaan yang sama dan hanya beda dua hari perilisannya.
Kali ini yang akan diulas adalah yang the Dragon Tamer, karena iQiyi sementara hanya merilis ini. Lagipula saya memang lebih berminat dengan Dragon Tamer, karena Cadaverous Claw kelihatan lebih fokus ke cerita cinta atau wuxia romance yang bukan topik kegemaran saya.
Lalu bagaimana dengan Dragon Tamer? apakah akan lebih bagus dibanding serial Legend of the Condor Heroes 2017?
Judul: The Legend of the Condor Heroes: The Dragon Tamer
- Judul Asli: 射雕英雄传之降龙十八掌 / She Diao Ying Xiong Zhuan Zhi Xiang Long Shih Ba Zhang
- Jaringan: iQIYI
- Tanggal Rilis: 12 Juni 2021
- Genre: Romance, Wuxia
- Bahasa: Mandarin
- Direktur: Zhu Lingfeng, Diao Yu
- Perusahaan Produksi: Lajin, Media Asia Film, CFM, M&H Pictures
- Negara Asal: China
Sinopsis Cerita The Dragon Tamer
Dragon Tamer mengambil cerita dari awal Legend of the Condor Heroes saat Guo Jing dari Mongolia ke daratan tengah (tiongkok) sampai akhir cerita pertarungan di puncak Huashan dengan total tayang hanya 1 jam 30 menit. Jadi bisa dibayangkan sendiri, bagaimana mereka hanya menggunakan beberapa cerita karena waktu tayang yang demikian sedikit. Dan sudah menjadi kebiasaan untuk versi film selalu berbeda ceritanya dibanding serial TV , pasti ada yang diubah produser karena masalah waktu tersebut.
Tokoh Yang Muncul
Sebelumnya saya akan membahas tokoh apa saja yang muncul , karena hanya 1 jam 30 menit, sudah tentu banyak cerita yang dibuang dan hanya mengambil beberapa. Tokoh Legend of the Condor Heroes yang muncul adalah:
- Guo Jing
- Huang Rong
- Hong Qigong
- Ouyang Feng
- Ouyang Ke
- Zhou Botong
- Huang Yaoshi
- Enam orang aneh Jiangnan
Awal Cerita
Awal cerita dimulai tentang dua puluh tahun lalu, Ouyang Feng datang mau mencuri kitab ilmu 9-yin dari tangan Wang Chongyang yang dikabarkan meninggal dunia, saat mau mengambil kitab tersebut, angin bertiup kencang, tiba-tiba Wang Chongyang bangkit dan menggunakan ilmu jari matahari untuk melukai Ouyang Feng. Adegan disini terkesan agak mistis.
Dua Puluh tahun kemudian, seorang pemuda bernama Guo Jing (hokkien: kwee ceng) berpetualang ke daratan tengah dengan berkuda, sesampainya disana, minum-minum teh di kedai dan mengisi arak. Guo Jing bertemu dengan para gurunya 7 orang aneh Jiangnan (disini uda mati satu sejak awal cerita), gurunya datang untuk investigasi kasus penculikan bayi yang terjadi belakangan. Lagu musik yang mengiring ternyata menggunakan musik yang sama dengan versi lawas, jadi ada semacam nostalgia.
Tujuh Orang Aneh Jiangnan
Sekilas tentang mereka di versi film ini, penampakannya berbeda dengan yang kita kenal selama ini. Yang paling drastis adalah Zhu Cong, si tangan pencuri ini dandanan dan rupanya dibuat menjadi mirip bencong, dengan bedak putih tebal dan suara melengking. Kemudian Ke zhen'e yang di drama serial adalah orang yang sudah agak tua, disini digambarkan agak muda tidak beda jauh dengan 6 saudaranya, tidak ada rambut putih ataupun wajah keriput, lebih ke style macho, dengan menggunakan penutup mata yang sekilas mirip kacamata hitam. Han Baoju disini pun bukan orang kerdil.
Setelah berpisah dengan gurunya, Guo Jing melanjutkan perjalanan, dan tiba ke kota, pergi ke restaurant untuk memesan makanan, disini bertemu dengan seorang gelandangan (Huang Rong yang menyamar) yang mencuri makanan, Guo Jing membayar makanan yang dicuri oleh si pengemis. Saat Guo Jing makan di restaurant, bertemu dengan pengemis yang meminta Guo Jing untuk mentraktirnya arak (yeah, disini bertemu Hong Qigong lebih awal). Guo Jing men-iyakan permintaannya. Tidak lama kemudian, ada dua orang wanita berbaju putih datang membuat keributan dengan Guo Jing, merampas makanan yang dipesan oleh Guo Jing. Kedua wanita seksi itu menggoda dan merayu Guo Jing, tapi tidak berhasil, kemudian berlanjut terjadi pertempuran. Guo Jing mengalahkan mereka dengan mudah. Saat kedua wanita itu menyerang dengan cara licik, pengemis yang awal tadi (huang rong) mengeluarkan senjata rahasia menembak senjata tajam kedua wanita itu sampai terlepas. Ternyata kedua wanita itu adalah orang dari Wisma Gunung Unta Putih (bawahan Ouyang Ke)
Ouyang Ke dan Ouyang Feng
ternyata disini mereka dibuat lebih kejam, mereka memerintahkan para bawahan mereka (yang semuanya wanita berbaju putih) untuk menculik bayi-bayi. Bayi tersebut akan digunakan untuk dijadikan bahan latihan Ouyang Feng. Bayi tersebut akan digigit oleh ular beracun sampai tubuh hitam total, dan kemudian Ouyang Feng akan meminum darah bayi sampai habis. Mayat Bayi nantinya akan jadi seperti tidak berbentuk. Tujuh Orang Aneh Jiangnan merasa terkejut saat pertama kali melihat mayat bayi baru lahir yang sudah tidak berbentuk, cuma tinggal sisa hitam-hitam. Ouyang Feng di film ini make-up nya seperti bajak laut.
Balik ke adegan Guo Jing dan Huang Rong di restaurant, ceritanya sama dengan yang asli, Huang Rong akan memesan banyak makanan, dan Guo Jing akan memberikan uang emas, jubah, dan kudanya ke Huang Rong yang membuat dia terharu. Oh ya, disini Kuda Guo Jing punya nama, namanya Yiliqi. Guo Jing kembali bertemu kedua wanita gunung unta putih yang sedang menculik bayi, kemudian mengejar mereka, tapi sayang gagal karena ditipu. Huang Rong bilang ke Guo Jing bahwa Ouyang Feng setiap bulannya selalu menjamu tamu di wisma mewah mereka didaratan tengah. Jadi jika ingin menyelamatkan bayi-bayi yang diculik, mereka harus kesana. Huang Rong minta pamit karena katanya baju dia kurang nyaman, dan akan bertemu dengan Guo Jing saat di wisma Ouyang.
Adegan Huang Rong berparas wanita yang mengejutkan Guo Jing bukan lagi di atas perahu, tetapi di Wisma Ouyang. Mereka berhasil menyelinap ke ruang belakang wisma yang terhubung dengan sebuah Gua batu. Didalam gua itu, ada wanita berbaju putih yang sedang melaksanakan memulai ritual injeksi racun ke bayi. Guo Jing dan Huang Rong berhasil mengagalkan rencana itu dan menyelamatkan bayi, tetapi kemudian bertemu dengan seekor ular sangat besar (ya, beneran besar, bukan yang seperti ular milik Liang Ziweng, tetapi yang seukuran gajah). Pertempuran GJ dan HR melawan ular ini tentunya dimenangkan oleh mereka. Yang agak unik disini adalah cara bertarung Huang Rong yang melakukan ilmu Menjentik Jari pulau persik secara terus menerus, padahal di cerita asli Huang Rong belum menguasai ilmu ini di LOCH. Tapi yang lebih unik lagi adalah dia melakukannya dengan serangan bertubi-tubi, malahan boleh kubilang sekilas mirip gaya Spider-man yang menembak jaring secara terus-menerus. Ilmu ini cukup sering ditampilkan Huang Rong sepanjang film.
Saat mau keluar dari Wisma Ouyang, mereka bertemu dengan Tujuh Orang Aneh Jiangnan yang menyerang masuk (mereka sudah mengetahui bahwa yang menculik bayi-bayi adalah Ouyang). Ouyang Feng melancarkan beberapa serangan jarak jauh ke mereka, Huang Rong sempat menyelamatkan Ke Zhen'e dari salah satu serangan beracun dengan ilmu Menjentik Jari. Ouyang Feng tentunya mengenal ilmu itu dan kemudian sosok anak Huang Yaoshi, si sesat timur. Huang Rong habis menyelamatkan mereka, kemudian dengan cepat undur diri, dan Ouyang tidak mengejar mereka semua mengingat Huang Rong adalah anak Huang Yaoshi, dan Ouyang Ke dan HR telah dijodohkan sejak lama (ya disini ceritanya mereka telah dijodohkan kedua belah wali pihak)
Alasan Huang Rong cepat-cepat undur diri dan kabur adalah karena ternyata Tujuh Orang Aneh Jiangnan memiliki dendam besar terhadap pulau persik karena Zhang Asheng, guru ke-5 Guo Jing, telah dibunuh oleh murid Huang Yaoshi, dan mereka melemparkan kesalahan itu kepada Huang Yaoshi karena itu adalah muridnya (ya, disini ceritanya sedikit berbeda, ada dendam besar terhadap Huang Yaoshi dan pulau persik juga). Tujuh Orang Aneh Jiangnan berusaha menangkap Huang Rong yang dianggap sebagai anak orang jahat, dan membunuhnya untuk balas dendam. Guo Jing menengahi. Para Gurunya yang kecewa, pergi.
Kedua pasangan itu tiba di sebuah rumah telantar, memanggang ayam panggang, yang nantinya dicuri oleh seorang pengemis. Pengemis itu adalah Hong Qigong (hokkien: Ang Cit Kong). Ceritanya sama, Huang Rong akan membujuk Hong Qigong untuk mengajari ilmu 18 Tapak Penakluk Naga ke Guo Jing dnegan imbalan makanan enak, yang awalnya hanya berjanji dua jurus, menjadi lima belas jurus. Disini Guo Jing tidak digambarkan agak kebodohan ataupun pikiran lambat seperti cerita asli, mungkin karena durasi waktu film yang pendek. Jadi saat diajarin pun tidak terkesan dia lambat dalam hal belajar dan lompat langsung ke adegan dia sudah menguasai lima belas jurus dan Hong Qigong minta izin undur diri. Oh ya, disini Hong Qigong sudah menjadi guru Guo Jing.
Hong Qigong mengatakan bahwa ada urusan yang harus dikerjakan lebih dahulu, yaitu memantau dan mengawasi gerak-gerik Ouyang ke dan Ouyang Feng, yang mungkin akan segera menuju ke pulau persik untuk melamar, tetapi tujuan aslinya adalah untuk mencuri kitab 9-yin. Huang Rong dan Guo Jing berangkat ke pulau persik, Hong Qigong tidak ikut tapi bergerak sendiri ke tempat lain terlebih dahulu. Saat mendekati Pulau Persik, saat masih diperahu, Guo Jing mendengar suara dari seruling Huang Yaoshi yang membuat kepalanya kesakitan, muntah darah, dan berhalusinasi, kemudian pingsan.
Saat terbangun dari pingsan, bertemu dengan seorang senior tua yang bertingkah laku kekanak-kanakan (Zhou Botong) dan berbicara seperti dua orang. Zhou Botong nantinya memberi dia sebuah kitab yang cover depannya sudah dikoyak, dan meminta dia untuk mempelajarinya. Guo Jing berhasil mempelajari ilmu itu dengan cepat, dan kemudian dengan ilmu itu berhasil menghancurkan Ilusi Gua. Jadi disini ceritanya tidak ada formasi pulau persik yang memerangkapi Zhou Botong, tetapi Ilusi di Gua bawah tanah.
Cerita selanjutnya mirip dengan asli, dimana Huang Rong menyerang Ouyang ke dengan pisau, Ouyang Feng menawarkan pil anti-racun segala jenis racun, dan membahas soal lamaran pernikahan. Kemudian Guo Jing datang mencegah, bertepatan dengan itu Hong Qigong, sang guru, juga hadir disana. Karena ada dua orang pria yang ingin melamar anaknya, kemudian diadakan ujian. Bedanya ujiannya cuma satu babak, tidak tiga babak. Ujiannya adalah pertarungan Guo Jing vs Ouyang Feng dan Hong Qigong vs Ouyang Ke. Pertarungan bukan berada diatas pohon seperti cerita asli, tetapi di lingkaran Yin-Yang, masing-masing mengambil setengah lingkaran, siapa yang keluar lingkaran terlebih dahulu kalah. Mirip dengan cerita asli, Guo Jing berhasil membalikkan keadaan dengan ilmu Gulat Mongolia-nya terhadap Ouyang Ke, sehingga Ouyang Ke jatuh di luar arena terlebih dahulu.
Tetapi melihat tingkah laku Guo Jing yang tidak dia sukai, Huang Yaoshi mengatakan bahwa hasil pertarungan itu adalah imbang, karena keduanya keluar arena (seperti kata dia sebelumnya, yang keluar arena kalah). Dan membuat ujian babak tambahan, yaitu menghafal beberapa halaman kitab ilmu 9-yin. Mirip cerita asli, Guo Jing berhasil mengalahkan Ouyang Ke, karena dia telah menghafal tulisan dari kitab ini sebelumnya dari Zhou Botong. Yang beda ceritanya disini adalah dikatakan kitab 9-Yin milik Huang Yaoshi adalah versi tidak komplit atau tidak lengkap (padahal cerita asli adalah yang milik Huang Yaoshi itu versi lengkap, dengan terdiri dari 2 jilid, jilid pertama tetap dipegang Huang Yaoshi, sedangkan jilid kedua sempat dicuri oleh kedua muridnya dan nantinya dikembalikan oleh Mei Chaofeng, tambahan info: jilid kedua pun telah memiliki copy lainnya yang ditulis ulang oleh istrinya, jilid yang diperlihatkan oleh Huang Yaoshi itu saat babak ujian adalah yang dari Mei Chaofeng karena terdapat bekas noda tetesan darah, keringat, dan kotoran yang terjadi saat Mei Chaofeng dan Chen Xuanfeng melatih ilmu ini selama bertahun-tahun. Kedua nama murid ini pun tidak disebutkan sama sekali dalam film ini)
Kemudian terlihat adengan Zhou Botong membakar kitab 9-yin. Huang Yaoshi pergi mencari Zhou Botong karena mencurigai dia mengajari ilmu ini kepada Guo Jing. Terdapat perbedaan cerita selanjutnya, dimana semua kejadian di pulau persik terjadi bersamaan. Informan Ouyang Feng mengatakan tujuh orang aneh jiangnan sedang menuju ke pulau persik untuk membalas dendam. Ouyang Feng kemudian merencanakan untuk membunuh mereka dan melemparkan kesalahan kepada Huang Yaoshi (jadi disini semua orang masih dipulau persik sehabis ujian lamaran itu). Dan tentunya disini tidak ada Yang Kang.
tetua Ang Cit Kong |
Saat Hong Qigong makan malam sendirian, Ouyang Feng datang menghampiri, setelah berbincang sebentar, terjadi pertarungan, Hong Qigong terkena racun saat adu tapak, tangannya terkena racun ganas yang terbuat dari balsem racun sepuluh ribu ular, dan kemudian Hong Qigong jatuh pingsan (jadi disini tampak Ouyang Feng terkesan lebih kuat dari Hong Qigong karena racunnya)
Kemudian berlanjut ke pembunuhan terhadap tujuh orang aneh jiangnan. Guo Jing yang mendengar suara pertempuran dan suara seruling, datang menghampiri dan menemukan lima jasad gurunya. Sedangkan sisa satu gurunya, Ke Zhen'e yang buta sedang terluka parah, mengatakan itu perbuatan Huang Yaoshi dan menyuruh GJ untuk membalas dendam kepada Huang Yaoshi. Selanjutnya tidak diceritakan lagi nasib Ke Zhen'e apakah hidup atau mati, kayaknya sih mati, tapi yang pastinya Guo Jing mencari Huang Yaoshi, bertemu dengannya dan menyerang langsung, tetapi gagal mengalahkannya dan malahan dihajar bertubi-tubi oleh Huang Yaoshi. Saat pertarungan masih berlangsung, Ouyang Feng menyerang dadakan ke Huang Yaoshi, dan dalam satu serangan dadakan itu, Huang Yaoshi terluka parah (ya, disini kembali kelihatan Ouyang Feng dibuat lebih kuat dari cerita aslinya). Ouyang Feng juga menculik Huang Rong, dan memaksa Guo Jing untuk melafalkan kitab 9-yin jika ingin Huang Rong hidup. Setelah selesai melafalkannya, Ouyang Feng tidak menetapi janji dan ingin membunuh Huang Rong. Zhou Botong datang menyelamatkan mereka dengan menakut-nakuti Ouyang Feng dengan ilmu Dua Jari Matahari. Strategi itu berhasil.
Kedua pasangan itu pergi dari pulau persik. Huang Rong mengobati Guo Jing yang terluka parah berat akibat hasil dari pertarungan dengan Huang Yaoshi. Di versi film ini, Huang Rong bilang berkeinginan pergi jauh ke gurun pasir dan tinggal disana, jauh dari dunia persilatan, tapi Guo Jing menolak dan bilang dia akan pergi ke Gunung Huashan mengikuti turnamen pedang Huashan ke-2 (turnamen setiap 20 tahun sekali untuk menentukan siapa pendekar terkuat di dunia persilatan), karena disana dapat bertemu dengan Ouyang Feng dan berusaha membalas dendam guru-gurunya.
Disini mereka kembali bertemu dengan Hong Qigong, yang kemudian mengajarinya tiga jurus terakhir dari 18 Tapak Penakluk Naga , yaitu jurus ke-16: Yin vs Yang, darah kuning bertumpahan (indo: persaingan yang sengit yang membuat darah bertumpahan), jurus ke-17: ikan melompat dari neraka, tidak ada yang tidak kekal (indo: segala hal telah diatur sebagaimana mestinya, pasang surut kehidupan tak menentu), jurus ke-18: Naga Meraung Menyesal (indo: orang sombong pasti akan membawa kemalangan, dan semua hal akan menuju ke sisi yang berlawanan). Ya di film ini, setelah event pulau persik baru diajarin tiga jurus terakhir itu. Kalo dilihat dari nama jurus itu, rasanya jurus ke-16 yang agak beda, sedangkan yang ke-17 dan 18 sedikit mirip namanya seperti cerita asli. Disini juga dikatakan bahwa Guo Jing harus menggabungkan kedua ilmu yang bertolak belakang (18 tapak penakluk naga dan 9-yin) agar menjadi tak terkalahkan.
Adegan cerita lompat berlanjut ke puncak huashan (disini puncak huashanya kecil banget, cuma semacam lingkaran kecil di puncak), bertemu Huang Yaoshi. Si Sesat Timur testing satu kali adu tapak dengan Guo Jing, tetapi terpental mundur (yang artinya kalah), dan kemudian Ouyang Feng muncul. Disini Ouyang Feng tidak gila sama sekali (dan Ouyang Ke tidak ada kemunculan atau kabar sama sekali). Tidak ada pertarungan Huang Yaoshi, Hong Qigong melawan Ouyang Feng. Langsung saja Guo Jing yang melawan Ouyang Feng. Guo Jing dengan mudah mengalahkan Ouyang Feng, dan Ouyang Feng kebingungan kenapa mereka yang sama-sama belajar ilmu 9-Yin tapi hasilnya beda jauh, dan baru menyadari bahwa yang dipelajarinya adalah versi palsu.
Ouyang Feng yang ditaklukkan, entah kenapa tiba-tiba berubah menjadi berserk mode (mode mengamuk) macem cerita super saiyan di Dragon Ball, tiba-tiba berubah jadi kuat dan ganas, langit dan awan berubah menjadi hitam gelap, tubuhnya diselimuti aura gelap, serangan keempat orang ke dirinya berhasil dia patahkan. Kemudian mendadak Guo Jing bangkit dari jatuhnya dan juga ntah gimana tiba-tiba kekuatan dan ilmunya meningkat drastis mirip adegan Dragon Ball, dan akhirnya mengalahkan Ouyang Feng (disini ada beberapa adegan mirip dragon ball, termasuk bagaimana GJ menahan serangan Ouyang Feng dengan 1 tangan, dan bagaimana dia melancarkan serangan beruntun Qi/Ki)
Akhir cerita, Guo Jing menjadi pendekar terkuat didunia (ya beda dengan cerita asli Legend of the Condor Heroes, dimana Guo Jing saat itu masih dibawah level "The Greats", Zhou Botong, dan bahkan masih dibawah Qiu Qianren). Dia menjadi pendekar terkuat setelah berhasil menggabungkan dua ilmu terkuat yang bertolak belakang, 9-Yin dan 18 Tapak Penakluk Naga. Ouyang Feng kembali ke wilayah barat atau tepatnya Wisma Gunung Unta Putih dan tidak berani menginjakkan kaki lagi ke daratan tengah (tiongkok). Kemudian terakhir, ada narasi (narator) yang mengatakan bahwa GJ dan HR hidup dengan bahagia dan pensiun dari dunia persilatan. Kemudian akhir kata yang mengatakan Bertahun-tahun kemudian, Mongolia menyerang dan kedua pasangan itu meninggal dunia demi menjaga negeri (disertai dengan layar hitam dan credit scene) . The End.
Akhir kata
Ya, disini Guo Jing beneran menjadi pendekar terkuat didunia. Kitab 9-Yin benar-benar menjadi ilmu yang heboh (dicerita asli terkesan ilmu 9-Yin tidak seheboh sebagaimana mestinya), jadi belajar ilmu 9 yin di film ini benar-benar langsung drastis naiknya dengan cepat, benar-benar jadi penakluk dunia persilatan tanpa tanding.
Karena berbentuk film, yang harusnya panjang dibuat jadi pendek, sehingga ini bukanlah sesuatu yang dapat membuat penonton merasa suka . Sudah menjadi kebiasaan adaptasi film dibuat agak melenceng dari cerita asli, hal itu dapat dimaklumi. Biarpun tidak bisa saya bilang bagus gimana, pastinya masih belum bisa sebagus Pendekar Pemanah Rajawali 2017, tetapi juga bukanlah sesuatu produksi adaptasi yang hancur total (seperti contoh beberapa kasus Return of the Condor Heroes 2014, Smiling Proud Wanderer 2018, dll). Jadi untuk mengisi waktu luang kosong Anda masih layak ditonton, asal jangan berharap lebih.
Hong Qigong, Huang Rong, dan Guo Jing (kwee ceng) |
Baca juga: Drama Wuxia Terbaik
Kalo mnrtku sih masuk semua cerita Guo Jing kecuali persaudaraan dengan Yang Kang dan pertemuan dgn raja selatan. Cuma kekurangannya gk disinggung tenaga dalam Quan Zhen yg dimiliki Guo Jing yg merupakan kunci kemenangan Wang Chongyang di Huashan. Di pertarungan selanjutnya Guo Jing menang krn ide Huang Rong yg membatasi jumlah jurus lawan mengingat senioritas dan kekurangan jam terbang Guo Jing. Beda dgn pertarungan sblmnya yg sampe semua badan petarung remuk redam gk bisa bergerak. Memang aslinya baru setara dengan the five greats di jaman Yang Guo, menggantikan sang guru pengemis utara menjadi pahlawan utara.