Wulin Sanjue, seri Tiansan terakhir yang terlupakan
Wulin Sanjue (belum ada judul indonesia karena memang belum pernah disadur) adalah salah satu dari 35 karya atau novel dari Liang Yusheng. Pada beberapa tahun lalu, almarhum Tjan ID pernah bertanya di Yahoo Group Milis tentang minat orang-orang terhadap seri tiansan terakhir ini, jadi pak Tjan ID menggunakan judul hokkien Bu-Lim-Sam-Coat, yang menurut beliau adalah seri terakhir Tiansan. Tapi kemudian tidak pernah disadur, yang mungkin karena peminatnya dikit.
Biasa di Indonesia, kebanyakan orang menganggap yang masuk dalam seri Tiansan adalah 22 judul, itu adalah angka yang paling umum, situs seperti dunia kangouw dan kangzusi pun menyebutnya begitu. Tentu saja itu tidak mutlak, karena tergantung siapa yang ditanya (apalagi jika tanya orang china, jawabannya beda lagi). Tapi ada satu jawaban alternatif yang menurutku menarik adalah dari bpk. Hiang Phek Tauwtoo, yang dalam artikelnya yang berjudul Perjalanan Tjerita Silat di Indonesia, disitu dia menjawab seri Tiansan berjumlah 28 judul dengan rentang waktu 400 tahun. Bpk Hiang Phek Tauwtoo adalah redaktur dari majalah cersil Rimba Hijau dan artikel ini pernah dimuat di majalah Tempo edisi oktober 2005 , majalah rimba hijau, dan yahoo grup milis Budaya Tionghoa. Nah bingungkan kenapa bisa banyak gitu 28?
Sampai suatu hari saat saya bermain-main di forum luar, ada pembahasan tentang novel Liang Yusheng dengan judul Wulin Sanjue, seorang ahli dan penggemar berat karya Liang Yusheng memberikan informasi bahwa Wulin Sanjue ini seperti jembatan spiritual yang menghubungkan seri Tiansan dan seri dinasti Song. Kemudian saya melakukan pencarian dengan bantuan googling, didapat info bahwa Wulin Sanjue merupakan karya Liang Yusheng yang secara resmi tidak pernah di novelkan atau dijilidkan, jadi cuma dirilis di surat kabar tiongkok doank. Sehingga jika ada yang beredar dalam bentuk buku biasanya tidak resmi, di sadur-di cetak tanpa ijin lisensi. Karena itu, nama Wulin Sanjue menjadi kurang dikenal atau dipublikasikan.
Dari hasil pencarian di google, membawa saya ke situs kangzusi yang mengatakan bahwa Bulim Samciat (wulin sanjue) itu judul indonesianya adalah 3 Benggolan Maha Sakti, dan judul itu sudah pernah dicetak dalam buku fisik. Tapi ternyata melalui suatu pembahasan dengan pak Erwan Sofyan, seorang pemilik buku 3 benggolan maha sakti, dia melihat isinya adalah tentang era akhir dinasti Song, padahal menurut Wikipedia China dan Baidu, kedua sumber mengatakan cerita berada di era pertengahan dinasti Ming.
Berarti Kangzusi salah dalam hal ini, 3 benggolan maha sakti itu adalah karya orang lain biarpun cover ditulis Liang i shen dan judulnya ada Tiga (mandarin = San).
Tadi dikatakan Wulin Sanjue merupakan satu-satunya karya penghubung spiritual jembatan antara seri Tiansan / tianshan dan dinasti Song, tapi apa saja point point penghubungnya? berdasar info dari Yenchin di forum luar, menurut dia beberapa hal yang mengaitkan adalah:
berhubungan dengan seri Tiansan
- Huo Tianyun, anak angkat dari Huo Tiandu dan Ling Yunfeng
- Zhou Jianqin , anak perempuan dari Zhou Shanmin
- Feng Mingyu, anak perempuan dari murid Ling Yunfeng
itu adalah tokoh-tokoh yang kemunculan pertamanya dimulai dari novel Sanhua Nuxia (san hoa lie hiap)
Sedangkan yang berhubungan dengan seri dinasti Song:
- Shangguan Yingjie , seorang murid dari keturunan salah satu tokoh di Wulin Tianjiao. Gurunya dan saudara seperguruannya juga keturunan dari tokoh di Wulin Tianjiao
- Gu Lingzhu , murid dari seorang tokoh yang keturunan dari Liu Qingyao, si Iblis Penglai yang kemunculan pertamanya di cerita Kuangxia Tianjiao Monu.
- Hua Yufeng, keturunan dari Hua Guhan, "si pendekar gila" atau "si menertawakan langit-bumi dengan bangga".
Jadi jumlah seri Tiansan yang umum dikenal di indonesia itu berjumlah 22 buah, dan novel Hantu Wanita Berambut Putih itu dipisah menjadi 2 judul di indonesia, jadi jumlah seharusnya adalah 21, kemudian ditambah Wulin Sanjue dan 6 novel dinasti Song , maka total adalah 28 judul. Pas jumlahnya kan.
Balik lagi ke Wulin Sanjue, ini adalah terjemahan menggunakan bantuan google translate tentang deskripsi kecil ceritanya dari situs tiongkok:
"Pada pertengahan Dinasti Ming, Zhou Shanmin, pemilik Desa Jindaozhai, terkenal di seluruh dunia.Dia memimpin Pemberontak Jindaozhai untuk berperang melawan tirani di dalam dan di luar melawan musuh invasi. Akibatnya, Dinasti Ming dan musuhnya, Wa'ai Khan, semuanya membenci Desa Jindao, dan mereka ingin segera menyingkirkannya. Pada saat ini, kekuatan nasional Dinasti Ming lemah, dan banyak anggota istana yang tak tahu malu mengambil kesempatan untuk mencari Wa untuk berdamai, dan pada saat yang sama ingin meminjam tentara Wa untuk melawan Jindao. Mata-mata Korea-Cina Utara mengorganisir para master sekte Guangluo dan sampah seni bela diri seperti Dongchang, Xichang, dan Jinyiwei, dan membuat berbagai skema beracun untuk mempersulit Jindaozhai.
Untungnya didunia persilatan, muncul enam anak muda yang melakukan debut dibeberapa tahun belakangan. Mereka adalah murid tertutup dan putra saleh Huo Tianyun dari Huo Tiandu, pendiri Sekolah Tianshan; murid dari istri Huo Tiandu Ling Yunfeng dan putri Fengconglong Fengmingyu; Shangguan Yingjie, keturunan "Wulin Tianjiao"; Penyihir Penglai The keturunan pahlawan, Gu Lingzhu, putri seorang pahlawan di Sichuan Barat; Hua Yufeng, keturunan orang gila Hua Guhan; dan Zhou Jianqin, putri tuan dari Jindaozhai. Keenam pendekar ini memulai debutnya di dunia persilatan dengan menampilkan adegan cerita yang rumit dan mengharukan."
*Setting cerita mungkin diantara Lian Jian Fengyun Lu dan Guangling Jian.
Ya semoga suatu hari ada yang menerjemahkan Bu Lim Sam Coat ini ke dalam bahasa Indonesia.